Pages Menu
RssFacebook
Categories Menu

Posted on Jan 31, 2025 in News & Information | |

TeleOTIVA Bersama Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

TeleOTIVA Bersama Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Dalam rangka mendukung pelaksanaan program transformasi Kesehatan, Kementerian Kesehatan memerlukan kontribusi para pakar dari Perguruan Tinggi di Indonesia yang memiliki keahlian dan pengalaman di bidang kesehatan. Menindaklanjuti hal tersebut pada tanggal 30 Januari 2025, hari Senin secara Daring, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kementerian Kesehatan RI menyelenggarakan diskusi ilmiah bertajuk BINAR: Bincang Asik Bersama Pakar dengan tema Telemedisin dan Otomatisasi Inspeksi Visual Asam Asetat (TeleOTIVA).  Acara dibuka secara resmi oleh ketua BKPK yaitu Prof. Asnawi Abdullah, dan menyatakan kegiatan ini untuk menjembatani hasil-hasil inovasi dari Perguruan Tinggi di Indonesia yang dapat menyukseskan program transformasi Kesehatan yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan RI. Beliau menyatakan TeleOTIVA menjadi salah satu produk yang harus disosialisasikan kepada seluruh pemangku kepentingan, agar nantinya dapat digunakan secara luas di Indoneisa dalam mendukung Rencana Aksi Nasional Eliminasi Kanker Serviks di Indonesia.

 

TeleOTIVA adalah satu produk inovasi teknologi yang dikembangkan oleh peneliti dari Universitas Sriwijaya, khususnya dari Grup Riset Sistem Cerdas, Fakultas Ilmu Komputer bersama tim dari Departemen Kebidanan dan Penyakit Kandungan, RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Pada kesempatan itu, Prof. Ir. Siti Nurmaini, MT, PhD sebagai salah satu inventor TeleOTIVA bersama Prof. Dr. dr. Radiyati Umi Partan, SpPD, (K) Wakil Rektor bidang Kemahasiwaan dan Alumni melakukan presentasi ilmiah tentang produk inovasi yang diunggulkan tersebut.

TeleOTIVA dikupas tuntas oleh pembahas yang saat itu hadir Direktur Penyakit Tidak menular yaitu dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, Direktur Pengembangan Pelayanan Kesehatan Rujukan yaitu dr. Yanti Herman MH.Kes, Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi yaitu drg. Rudy Kurniawan, serta perwakilan dari Himpunan Ginekologi Onkologi Indonesia – (INASGO) yaitu dr. Muhammad Yusuf, SpOG (Subs Onk) dari rumah sakit kanker Dharmais.

Sebagai produk teknologi kesehatan yang dikembangkan berbasis kecerdasan artifisial (AI), TeleOTIVA memiliki potensi besar untuk membantu deteksi dini dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Pada kesempatan itu juga dinyatakan oleh tim BKPK bahwa isu penting dari TeleOTIVA yaitu terkait dengan perlindungan data pribadi dan izin edar dari Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan agar nantinya dapat digunakan secara luas di Indonesia.

Banyak daerah, terutama di wilayah terpencil di Indonesia, masih memiliki keterbatasan dalam akses ke dokter spesialis. Harapan terhadap produk TeleOTIVA agar dapat digunakan di fasilitas kesehatan primer seperti puskesmas atau klinik untuk membantu deteksi dini sebelum pasien dirujuk ke RSUP atau RSUD  untuk pengobatan lanjutan. Masih ada skeptisisme dari tenaga medis terhadap AI dalam diagnosis, semoga  TeleOTIVA bisa diterima sebagai alat bantu dokter, bukan sebagai pengganti dokter dalam mendeteksi lesi prakanker serviks, meningkatkan jumlah cakupan skrining, dan menurunkan angka kejadian dan kematian akibat kanker serviks di Indonesia.