Pages Menu
RssFacebook
Categories Menu

Posted on Sep 10, 2025 in News & Information | |

Mahasiswa Unsri Kembangkan Teknologi Prediksi Kekeringan di Ogan Ilir Palembang, Sumatera Selatan

Sekelompok mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) kembali melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Riset Eksakta. Mereka mengembangkan inovasi berbasis kecerdasan buatan untuk membantu memprediksi curah hujan dan mendeteksi potensi kekeringan di Kabupaten Ogan Ilir.

Inovasi ini menggunakan metode Long Short-Term Memory (LSTM), salah satu algoritma deep learning yang dikenal andal dalam membaca data runtut waktu (time series). LSTM kemudian dipadukan dengan metode Standardized Precipitation Index (SPI), sebuah indeks yang lazim digunakan untuk mengukur tingkat kekeringan. Kombinasi dua metode ini diharapkan mampu menghasilkan prediksi yang lebih akurat dibandingkan pendekatan konvensional. Riset ini mendapat dukungan pendanaan PKM-RE 2025 dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI).

Tim Riset diketuai oleh Annisa Reida Raheima (Teknik Informatika), dengan anggota yang terdiri dari Evan Febrian (Teknik Informatika), Nabila Kurnia Aprianti (Teknik Informatika), serta Dio Subayu Jonathan (Ilmu Tanah), dan dibimbing oleh Ibu Alvi Syahrini Utami, S.Si., M.Kom.

Kabupaten Ogan Ilir dipilih sebagai lokasi penelitian karena wilayah ini kerap menghadapi permasalahan kekeringan yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat, terutama petani. Ketidakpastian musim hujan dan kemarau dalam beberapa tahun terakhir membuat banyak petani kesulitan menentukan jadwal tanam. Selain itu, kekeringan juga sering menimbulkan masalah ketersediaan air bersih.

“Melalui riset ini kami berharap bisa memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, terutama petani yang paling merasakan dampak kekeringan. Dengan sistem prediksi ini, mereka bisa lebih siap dalam menghadapi musim kemarau, misalnya dengan menyesuaikan pola tanam atau menyiapkan cadangan air,” ungkap ketua tim riset.

Menurutnya, penggunaan LSTM menjadi pilihan tepat karena metode ini mampu mengenali pola hujan yang fluktuatif dari tahun ke tahun. Sementara SPI dipakai untuk mengklasifikasikan tingkat kekeringan, apakah ringan, sedang, atau berat. Dengan begitu, hasil penelitian tidak hanya bersifat prediksi, tetapi juga bisa menjadi dasar pengambilan keputusan bagi pemerintah daerah.

Program Kreativitas Mahasiswa yang mereka jalankan juga mendapat dukungan dari pihak kampus. Universitas Sriwijaya menilai penelitian semacam ini penting karena langsung menjawab persoalan nyata di lapangan.

“Mahasiswa Unsri bukan hanya dituntut berprestasi di bidang akademik, tetapi juga menghasilkan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Penelitian tentang prediksi kekeringan ini contoh nyata bagaimana ilmu pengetahuan bisa membantu kehidupan sehari-hari,” ujar salah satu anggota tim.

Selain memberi manfaat jangka pendek, riset ini juga diyakini dapat mendukung program nasional terkait ketahanan pangan dan adaptasi perubahan iklim. Prediksi curah hujan dan kekeringan yang lebih akurat akan membantu pemerintah dalam menyusun strategi mitigasi bencana, terutama di daerah-daerah yang rawan kekeringan.

Inovasi mahasiswa Unsri ini sekaligus menjadi bukti bahwa generasi muda mampu memadukan teknologi canggih dengan kebutuhan masyarakat. Harapannya, riset ini dapat terus dikembangkan hingga menghasilkan aplikasi yang bisa diakses langsung oleh petani maupun instansi terkait. Dengan begitu, masyarakat di Ogan Ilir dan daerah lain bisa merasakan manfaat nyata dari hasil riset anak bangsa.