Pages Menu
RssFacebook
Categories Menu

Posted on Aug 15, 2015 in Achievement, Kemahasiswaan&Kerjasama | |

Mahasiswa FASILKOM di Ajang Robot Terbang Nasional

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Melisa Wulandari.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG – Mahasiswa Universitas Sriwijaya akan kembali mengikuti lomba robot tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal PendidikanTinggi (Ditjen Dikti) dalam rangka untuk mengembangkan robot terbang Indonesia yang akan diadakan di lapangan Lanud Gading, Gunung Kidul, Yogyakarta.

Mahasiswa Unsri yang dimaksud yaitu, Muhammad Iqbal, mahasiswa yang kuliah di Fakultas Ilmu Komputer, jurusan Sistem Komputer ini bersama kedua temannya dan dibimimbing oleh Huda Ubaya MT siap mengikuti lomba robot terbang yang dimana dibagi dalam tiap divisi dan kelas.

“Yang kami ikuti ini masuk ke dalam divisi Vertical Take Off and Landing (VTOL) di kelas Water-base fire extinguisher,” ujar Iqbal seraya mengatakan lomba akan diadakan pada 17 hingga 20 September nanti.

“Jadi di lomba nanti akan diberikan sebuah misi untuk memadamkan api. Dimana robot harus bergerak secara auto tanpa perintah dari user,” kata cowok yang sudah sering mengikuti lomba robot ini tetapi hanya sampai di babak penyisihan saja.

Iqbal juga mengatakan dalam lomba robot terbang tingkat nasional ini 1 tim berisi 3 orang dan dibagi menjadi 3 divisi yaitu divisi Vertical Take Off and Landing (VTOL), divisi Fixed Wing, dan Racing Jet.

Lomba yang diselenggarakan oleh Ditjen Dikti ini juga diikuti oleh beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta ternama antara lain dari Universitas Telkom, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Surabaya, Universitas Semarang, Universitas Maranathan, Universitas Komputer Indonesia, dan termasuklah Universitas Sriwijaya.

Disinggung mengenai biaya yang dikeluarkan dan kesulitan saat membuat Hexa (nama robot terbang yang dibuat oleh tim Iqbal), Iqbal mengatakan ada banyak kesulitan yang mereka rasakan saat membuat Hexa. “Kalau kesulitan ya yang pasti banyak. Karena pembuatan robot nggak hanya proses merakit dan terbang banyak komponen yang harus di atur,” sambungnya.

Contoh kesulitan yang Iqbal maksud yaitu, mengatur bagaimana ke 6 baling-baling agar robot dapat terbang dengan stabil walau robot di tiup oleh angin.

“Kalau biaya di total mungkin sudah sampe 8-10 juta mungkin. Ada biaya dari Unsri dan pribadi juga, sedangkan untuk persiapan lomba udah 80%,” katanya seraya mengatakan untuk nama robot dia dan kedua temannya tidak pernah kepikiran tetapi mereka biasa menyebut robot ciptaan mereka itu dengan nama Hexa.

Iqbal mengatakan dengan dia dan kedua temannya yang mengikuti lomba ini bisa jadi semangat untuk adik-adik tingkat mereka untuk lebih bersaing di dunia robot. “Terutama robot terbang baik tingkat nasional atau pun internasional,” tutupnya.